Instagram

https://www.instagram.com/p/BOHB7jsDgcI/

Jumat, 27 Januari 2017

TUHAN CIPTAKAN NKRI

Apa salahnya negeri ini Tuhan?
Mana identitas kita bahwa Tanah ini Tanah Surga?
Apakah hal tersebut Engkau hilangkan karena AKHLAK kami saat ini Tuhan?

Adu Domba dimana-mana, antara politik dan agama, antara golongan dan individu, antara partai dan komunis.

Kita tengok Islam pada massa Rosulullah, jika agama-politik didekatkan semua akan berakhir pada suatu pembunuhan.
Kasus terbunuhnya Syaiyidina Usman bin Affan yang tertikam karena politik.
Kasus terbunuhnya Ali bin Abi Tholib yang dipenggal di lembah Karbala.
Kasus Marwan, yang dikejar dan dibunuh pada massa lunturnya dinasti Umayah.

Jangan engkau Azab negeri ini dengan hal seperti itu Tuhan. Engkau ciptakan manusia dalam keadaan suci, maka jadikanlah masyarakat Indonesia ini tetap berakhlak Suci, dan musnahkanlah manusia dalam keadaan Husnul Khatimah.

Hamba-Mu disini ya Rabb hanya mampu berdoa, meminta agar engkau mengambil jalan tengah diantara badai tercelanya Akhlak di negeri kami. Jangan Engkau bumi Hanguskan negeri kami seperti kisah Nuh, karena masih banyak hamba-Mu yang Sholeh-Sholihah.
Mendoakan mereka semua agar mau bersatu tanpa memandang sebuah identitas, karena Engkau telah melahirkan Negeri kita utuh dengan landasan BHINEKA TUNGGAL IKA.
Seperti Doa Rasulullah, untuk menyadarkan UMAR BIN KHATAB (non muslim) agar mendapat hidayah-Mu dan Doa ketika menyatukan masyarakat Muslim dan Non-Muslim di Madinah dengan suatu perjanjian yang disebut Piagam Madinah.


Surabaya, 27 Januari 2017
MJMA

Rabu, 18 Januari 2017

DAMAI INDONESIAKU

Akhir-akhir ini Setiap hari Selasa hanya termenung melihat berita di media televisi yang menyiarkan antara kedua kubu disebuah kasus persidangan yang diadakan di Kementrian Pertanian, Jakarta.
Persidangan tersebut dilatar belakangi oleh kasus Penistaan agama hingga berlanjut di Teater 212, dengan menggerakan ormas-ormas dan mengatasnamakan bahwa itu adalah berjuang dijalan Allah. Dengan alasan bahwa Jihad tersebut diperuntukkan memerangi kafir di muka bumi ini.
Apakah alasan tersebut sudah benar???
Yaa, mari kita tengok kebelakang. Bagaimana sejarah umat Islam di zaman Rasululloh??
Betul, sekali.
Rasulullah berjuang menyatukan umat Islam dengan tujuan untuk memuliakan Akhlak Umatnya. Beliau rela di lemapari kotoran Unta, di asingkan dan rela di bunuh untuk menyelamatkan umatnya agar dapat membawa ajaran Islam kepada anak cucunya. Bahkan beliau meminta kepada Allah, bahwa Rasul tidak akan rela bila Umatnya yang masih ada di neraka.
Dan mari kita tengok kejadian di Indonesia saat ini. Ulama' ada dimana-mana, bahkan ada yang turun kejalan untuk memeroleh Hak. Apakah perbuatan itu sudah benar?? Lantas bagaimana tugas Ulama' untuk mengajarkan Ilmu ke Santri nya??
Hal tersebut mungkin sudah hilang, karena masih adanya insan yang mengaku sebagai ASWAJA, tapi tidak pernah menjalankan apa yang di lakukan Rasulullah, para sahabat, hingga Wali songo. Merekalah yang telah membawa nama Islam secara Damai dengan sebutan Islam Nusantara.
Allah telah menurunkan AlQuran kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril dengan tujuan agar Hambanya Membaca dan Mengamalkannya.
Apakah selama ini kita sebagai orang Islam sudah Istiqomah untuk membaca Al-Quran setiap hari??
Alhamdulillah, jika memang mereka membacanya dan bahkan Hafal mengenai ayat-ayat suci tersebut??
Syukron bil qolbi Ya Allah, para Hafidz tersebut mampu menghafal 30 Juzz dari Kitab Suci-Mu.
Namun, apakah mereka faham betul isi kandungan ayat suci tersebut??
Jika memang faham asbabun nuzul wal wurud nya, Dimana karya mereka dalam bentuk Kitab?? Seperti Tafsir Jalaalain, dll.
Apakah mereka faham mengenai Kitab-kitab Salaf??

#save_NKRI
Rabu, 19 Jan 2017
Islam Nusantara

Rabu, 21 Desember 2016

Hari Ibu UINSA SURABAYA 2016

شكرا كثير يا حابب امي

Matahari tak akan ada artinya bagiku, tanpaMu.
Bulan tak akan tampak berputar, tanpaMu.
Adzan tak akan kudengar, tanpaMu.
Mata tak akan bisa memandang, tanpaMu.
Hati tak akan bisa merasakan, tanpaMu.
Dahi tak akan bisa bersujud, tanpaMu.

Karena hanya Engkaulah yang berarti bagiku. TanpaMu, aq hanya sebuah anganan yang tak tahu dari mana tercipta.
Hanya doaMu lah yang bisa menyelamatkanku dari kobaran api neraka kelak.
Sebanyak apapun yang ku berikan padaMu, tak akan ada harganya dengan perjuanganMu selama ini.

#ilovemom #motherdays #harikasihsayang #hawadays #islamicquotes #javanese #perjuanganhidupmati #perjuanganibu #perjuangancinta #ridhoibu #ridhoibubapak #ridhoibuadalahridhonyaallah #ridhoillahi #hariibu2016 #terimakasihibu #terimakasihhawa
#uinsa #surabaya #jawatimur #indonesia #2016

By: MUHAMAD JAMALUDDIN (EKONOMI SYARIAH 2016)

Kamis, 24 November 2016

Guruku Pahlawanku

Umur tak menjadikan halangan untuk tetap mengamalkan sebuah Ilmu. Beliau tetap semangat mengajar, walaupun menginjak kepala 6. Pribadi insan seperti inilah yang patut kita contoh. Kita sebagai generasi penerus bangsa, harus mengenal, mengerti dan memahami jerih payah Guru kita selama ini. Karena hanya guru yang menyandang penghargaan "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"

#hidupguru
#pahlawan
#idola
#sepanjangmasa😊😄😁😍😘🙌
#ikamasda
#mama7
#sunandrajat
#lamongan

By:MUHAMADJAMALUDDIN (UIN SUNANAMPEL 2016)

Minggu, 30 Oktober 2016

PRULARISME INDONESIA DAN PERANAN SANTRI DALAM AGAMA MAYORITAS



(Memperingati Hari Santri Nasional)
“Bhineka Tunggal Ika” merupakan sebuah kalimat yang selalu di pegang erat dan di bawa oleh burung Garuda, hingga Sabang-Merauke slogan ini akan melekat dalam diri kita. Keberagaman bangsa Indonesia adalah sebuah mukjizat dan anugrah terbesar dari Tuhan YME, karena dengan adanya keberagaman kita dapat belajar tentang alam, sosial dan budaya mereka. Agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, Nasrani dan Kong Huchu merupakan perbedaan diantara kita. Suku Jawa, Sunda, Papua dan Melayu adalah prularisme bangsa Indonesia.
Perbedaan merupakan Berkah” kata-kata inilah yang dikeluarkan KH. Abdurahman Wachid (Gus Dur) presiden ke empat kita, memang benar apa yang dikatakannya. Dengan adanya perbedaan akan mengajarkan kita untuk bergaul dengan sesama, baik yang muda ataupun yang tua. Toleransi pun akan terjalin dengan kuat dan mayoritas pun harus menghargai minoritas.
Masyarakat Islam sebagai mayoritas di Indonesia harus menjunjung tinggi kiat-kiat Ahlussunnah Wal Jamaah, yakni dengan Tasamuh, Tafahum, Taawun, Tawasuth dan Taaruf. Dengan sendi-sendi tersebut akan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi bagsa yang kuat dalam mengahadapi musuh dari dalam ataupun dari luar sekalipun.
Para Ulama’, Kiai dan Santri terus berjuang mati-matian dalam  mensosialisasikan lima sendi tersebut kepada umat Islam Nusantara khususnya dan masyarakat Indonesia pada Umumnya. Sehingga pada tanggal 22 Oktober pemerintah Indonesia menetapkan sebagai Hari Santri Nasional (HARSANNAS), sebagai awal semangat muda para santri dalam berdakwah dan meraih ke arah cita-cita bangsa.
Santri merupakan tolak ukur kesuksesan negeri ini, dengan adanya santri sebagai control of Power, control of sosial and control of change. Negeri ini akan bebas dari kejahatan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), Criminalisme dan Imperalisme.
NAMA              : MUHAMAD JAMALUDDIN
NIM                 : G94216187
PRODI              : EKONOMI SYARIAH 2016 “A”

Kamis, 27 Oktober 2016

KONTRIBUSI NYATA PP. SUNAN DRAJAT DALAM ACARA ISEF 2016 SURABAYA

WELCOME at Surabaya
To Neng Biyati Ahwarumi.

Terima kasih atas kedatangan dan partisipasinya dalam acara ISEF (INDONESIA SHARIA ECONOMIC FESTIVAL) 2016 di GRAND CITY, SURABAYA.

Semoga dapat memberi semangat bagi alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat, khususnya bagi alumni MA MA'ARIF 7 SUNAN DRAJAT (IKAMASDA) baik regional SURABAYA maupun di seluruh NUSANTARA.


شكرا كثير

#IKAMASDAREGIONALSURABAYA